Tahukah anda mengenai sejarah perang maluku? Lalu kapankah perang maluku itu terjadi? Berikut ini kami sajikan jawabannya untuk anda,mari luangkan waktu sejenak untuk membaca ya...
Sejarah perang Maluku
Perang Maluku terjadi pada masa transisi kekuasaan dari Inggris kepada Belanda,atau dapat disebut transisi antara dua kebijaksanaan pemerintah kolonial yang diberlakukan di Maluku.
Lalu ,dimanakah letak perbedaan kebijaksanaan antara kedua pemerintah kolonial itu?
Pada waktu Inggris berkuasa di Indonesia (1811-1816) ,penduduk Maluku mengalami kehidupan yang relatif baik.Walaupun pemerintahan kolonial, tetapi Inggris masih memberikan perhatian untuk meningkatkan taraf hidup rakyat.
Perdagangan swasta berkembang. Inggris membeli rempah rempah secara tunai sesuai dengan harga pasar.
Sebaliknya ,mereka menjual tekstil dan barang barang lain dengan harga yang relatif murah.
Perdagangan swasta berkembang. Inggris membeli rempah rempah secara tunai sesuai dengan harga pasar.
Sebaliknya ,mereka menjual tekstil dan barang barang lain dengan harga yang relatif murah.
Inggris menghapus sistem penyerahan wajib dan mengurangi kerja kodi Dengan demikian penduduk bergairah dan mempunyai waktu yang cukup banyak untuk menanam cengkeh dan pala yang menyebabkan produksi kedua jenis tanaman ini meningkat.
Keadaan itu berubah setelah Maluku mengembalikan Inggris kepada Belanda pada tahun 1816. Belanda memaksa penduduk membuat garam dan bekerja di perkebunan perkebunan milik Belanda.
Penyerahan wajib diberlakukan kembali,seperti penyerahan ikan asin ,dendeng dan kopi.
Banyak guru dan pegawai di berhentikan,dan sekolah sekolah hanya dibuka di kota kota tertentu sehingga penduduk di tempat tempat terpencil tak dapat menyekolahkan anak anak mereka.
Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegiatan menjalankan ibadat agama terhalang.
Penyerahan wajib diberlakukan kembali,seperti penyerahan ikan asin ,dendeng dan kopi.
Banyak guru dan pegawai di berhentikan,dan sekolah sekolah hanya dibuka di kota kota tertentu sehingga penduduk di tempat tempat terpencil tak dapat menyekolahkan anak anak mereka.
Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegiatan menjalankan ibadat agama terhalang.
Tindakan tindakan itu mendorong penduduk untuk melakukan perlawanan. Di Saparua terbentuk kekuatan perlawanan dibawah pimpinan Thomas Matulessy yang lebih dikenal dengan nama Kapiten Pattimura.
Mereka merencanakan untuk merebut benteng Duurstede , lambang kekuasaan kolonial Belanda di Saparua. Kontak kontak diadakan dengan penduduk dari pulau pulau lain.
Mereka merencanakan untuk merebut benteng Duurstede , lambang kekuasaan kolonial Belanda di Saparua. Kontak kontak diadakan dengan penduduk dari pulau pulau lain.
Tanggal 15 mei 1817 ,benteng Duurstede diserang dan jatuh ke tangan rakyat.
Sukses yang dicapai penduduk Saparua merebut benteng Duurstede ,pasukan Belanda didatangkan dari Ambon di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Pendaratan mereka di Waisisil digagalkan penduduk ,bahkan Beetjes dan beberapa perwira tewas.
Sementara itu, perlawanan di pulau pulau lain semakin meluas. Penduduk Hitu dipimpin oleh Ulupaha yang sudah berumur delapan puluh tahun. Di Nusalaut perlawanan dipimpin oleh Paulus Tiahahu didampingi oleh putrinya yang masih remaja, Christina Marta Tiahahu. Di Haruku , penduduk berusaha merebut benteng Zeelandia.
Pada bulan juli 1817,pasukan Belanda dikerahkan kembali ke Saparua. Sasaran utama Ialah merebut benteng Duurstede.
Barulah pada tanggal 13 agustus 1817 benteng itu dapat mereka rebut kembali. Penguasaan kembali Duurstede tidak banyak artinya sebab patimmura menempatkan pasukan di sekeliling benteng. Mereka menembaki setiap serdadu Belanda yang mencoba keluar dari benteng.
Barulah pada tanggal 13 agustus 1817 benteng itu dapat mereka rebut kembali. Penguasaan kembali Duurstede tidak banyak artinya sebab patimmura menempatkan pasukan di sekeliling benteng. Mereka menembaki setiap serdadu Belanda yang mencoba keluar dari benteng.
Untuk menguasai Saparua sepenuhnya,pada minggu pertama bulan November 1817 , Belanda mengerahkan pasukan yang lebih besar. Pertempuran sengit berkobar di Porto dan Haria.
Kedua tempat ini jatuh ke tangan Belanda. Namun ,beberapa orang perwira Belanda ,antaralain Mayor Meyer, tewas dalam pertempuran.
Kedua tempat ini jatuh ke tangan Belanda. Namun ,beberapa orang perwira Belanda ,antaralain Mayor Meyer, tewas dalam pertempuran.
Sesudah Porto dan Haria dikuasai,Belanda melancarkan operasi besar besaran. Pattimura dan sisa sisa pasukannya membangun pertahanan di Bukit Boi. Dalam sergapan yang dilancarkan Belanda malam hari , Pattimura tertangkap .
Sesudah itu tertangkap pula pembantu pembantu utamanya seperti Anthoni Rhebok ,Philip Lattumahina,dan Said Perintah.
Mereka kemudian dibawa ke Ambon dan pada bulan Desember 1817 mereka menjalani hukuman gantung.
Sesudah itu tertangkap pula pembantu pembantu utamanya seperti Anthoni Rhebok ,Philip Lattumahina,dan Said Perintah.
Mereka kemudian dibawa ke Ambon dan pada bulan Desember 1817 mereka menjalani hukuman gantung.
Dengan tertangkapnya pattimura ,perlawanan semakin surut. Beberapa tokoh pejuang lain tertangkap pula. Paulus Tiahahu tertangkap dan dijatuhi hukuman gantung di Nusalaut.
Putrinya Christina Marta Tiahahu dibuang ke Jawa ,tetapi meninggal dunia dalam pelayaran pada tanggal 1 Januari 1818
Putrinya Christina Marta Tiahahu dibuang ke Jawa ,tetapi meninggal dunia dalam pelayaran pada tanggal 1 Januari 1818
Sekian pemaparan mengenai Sejarah Perang Maluku, sejarah merupakan hal yang sangat penting dan dari sejarah pula banyak hal yang dapat kita pelajari..
Terimakasih telah membaca....