Pengertian Penyakit Sakordosis
Apa Itu Penyakit Sakordosis?
Sarkoidosis adalah suatu penyakit
granulomatosa non-kaseosa multisistem yang
penyebabnya belum diketahui, terutama
mengenai dewasa muda dan paling sering
mengenai hillus, paru, kulit, dan mata.
Sarkoidosis merupakan penyakit yang berhubungan dengan proses peradangan yang
dapat menyerang organ apa saja pada tubuh.
granulomatosa non-kaseosa multisistem yang
penyebabnya belum diketahui, terutama
mengenai dewasa muda dan paling sering
mengenai hillus, paru, kulit, dan mata.
Sarkoidosis merupakan penyakit yang berhubungan dengan proses peradangan yang
dapat menyerang organ apa saja pada tubuh.
Penyakit ini ditandai dengan adanya granuloma dan
daerah kecil yang berisi sel-sel radang. Sarkoidosis juga dapat diartikan sebagai retikulosis
granulomatosa sistemik yang kronik progresif tanpa sebab yang jelas, ditandai dengan tuberkel
keras pada hampir semua organ atau jaringan, termasuk kulit, paru, kelenjar getah bening, hati,
limpa, mata dan tulang-tulang kecil tangan dan kaki.
daerah kecil yang berisi sel-sel radang. Sarkoidosis juga dapat diartikan sebagai retikulosis
granulomatosa sistemik yang kronik progresif tanpa sebab yang jelas, ditandai dengan tuberkel
keras pada hampir semua organ atau jaringan, termasuk kulit, paru, kelenjar getah bening, hati,
limpa, mata dan tulang-tulang kecil tangan dan kaki.
Epidemiologi sarkoidosis menjadi tantangan
yang besar karena munculnya manifestasi klinis yang berbeda-beda dan kurangnya alat diagnosis
yang spesifik. Namun, etiologi sarkoidosis belum diketahui dengan pasti, apakah merupakan
penyakit infeksi, penyakit genetik atau reaksi terhadap benda asing atau apakah penyakit tersebut
akibat satu atau banyak penyebab.
yang besar karena munculnya manifestasi klinis yang berbeda-beda dan kurangnya alat diagnosis
yang spesifik. Namun, etiologi sarkoidosis belum diketahui dengan pasti, apakah merupakan
penyakit infeksi, penyakit genetik atau reaksi terhadap benda asing atau apakah penyakit tersebut
akibat satu atau banyak penyebab.
Beberapa penyebab terjadinya sarkoidosis adalah infeksi
bakteri, gangguan sistem imun tubuh, faktor lingkungan dan faktor genetik. Manifestasi klinis
sarkoidosis ada dua yakni tipe akut dan tipe kronik.
bakteri, gangguan sistem imun tubuh, faktor lingkungan dan faktor genetik. Manifestasi klinis
sarkoidosis ada dua yakni tipe akut dan tipe kronik.
Keduanya berbeda dalam masa awitan,
perjalanan penyakit, prognosisi, dan reaksi terhadap pengobatan. Pada sarkoidosis akut, biasanya
terlihat pada orang muda, ditandai oleh masa awitan yang eksplosif dan secara klinis sering
tampak sebagai eritema nodudum, demam, poliartritis, dan iritis akut.
perjalanan penyakit, prognosisi, dan reaksi terhadap pengobatan. Pada sarkoidosis akut, biasanya
terlihat pada orang muda, ditandai oleh masa awitan yang eksplosif dan secara klinis sering
tampak sebagai eritema nodudum, demam, poliartritis, dan iritis akut.
Pada tipe kronik terdapat
lebih banyak pada penderita berusia di atas 40 tahun yang ditandai oleh masa waitan yang kurang
jelas dan terlihat sebagai lesi progresif persisten pada organ-organ yang terlibat.
lebih banyak pada penderita berusia di atas 40 tahun yang ditandai oleh masa waitan yang kurang
jelas dan terlihat sebagai lesi progresif persisten pada organ-organ yang terlibat.
Diagnosis
terhadap sarkoidosis dilakukan atas dasar pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiografi toraks,
karena insidensnya yang paling sering. Biopsi dapat dilakukan di kulit, konjungtiva, kelenjar getah
bening prifer, kelenjar liur, otot skeletal, paru, limpa, dan hati.
terhadap sarkoidosis dilakukan atas dasar pemeriksaan klinis, pemeriksaan radiografi toraks,
karena insidensnya yang paling sering. Biopsi dapat dilakukan di kulit, konjungtiva, kelenjar getah
bening prifer, kelenjar liur, otot skeletal, paru, limpa, dan hati.
Pengobatan terhadap sarkoidosis
ditujukan untuk mencegah progresifitas, meningkatkan regresi atau meredakan gejala penyakit
dengan efek samping sekecil mungkin. Kortikosteroid merupakan obat yang paling
menguntungkan terhadap kelainan klinis, radilogik, imunologik, dan biokimia pada sarkoidosis.
ditujukan untuk mencegah progresifitas, meningkatkan regresi atau meredakan gejala penyakit
dengan efek samping sekecil mungkin. Kortikosteroid merupakan obat yang paling
menguntungkan terhadap kelainan klinis, radilogik, imunologik, dan biokimia pada sarkoidosis.
Pemeriksaan penunjang pada sarkoidosis meliputi foto toraks, pemeriksaan fungsi paru,
pemeriksaan menggunakan fiber optic bronkoskopi, fiber optic bronkoskopi biopsy, CT-Scan,
MRI, PET Scan, hingga Tahhlium dan Gallium Scan. Komplikasi sarkoidosis pada paru-paru dapat
berupa hipertensi pulmonal, fibrosis pulmonal, dan kematian.
Sarkoidosis adalah suatu penyakit yang
berhubungan dengan proses peradangan.
Sarkoidosis dapat menyerang organ apa saja
dari tubuh pada lokasi mana saja. Penyakit ini
ditandai dengan adanya granuloma dan daerah
kecil yang berisi sel-sel radang.
berhubungan dengan proses peradangan.
Sarkoidosis dapat menyerang organ apa saja
dari tubuh pada lokasi mana saja. Penyakit ini
ditandai dengan adanya granuloma dan daerah
kecil yang berisi sel-sel radang.
Sarkoidosis
bisa terdapat di bagian dalam tubuh dan bisa
pula pada bagian luar tubuh. Tetapi
sarkoidosis paling banyak ditemukan pada
paru-paru. Sarkoidosis paru dapat menyebabkan
hilangnya volume paru dan kelainan pada
bentuk paru. Granuloma dapat muncul pada
dinding alveoli atau pada dinding bronkiolus
dan juga pada pembuluh limfe dada, serta
menyebabkan pembesaran pada daerah-
daerah tersebut.
bisa terdapat di bagian dalam tubuh dan bisa
pula pada bagian luar tubuh. Tetapi
sarkoidosis paling banyak ditemukan pada
paru-paru. Sarkoidosis paru dapat menyebabkan
hilangnya volume paru dan kelainan pada
bentuk paru. Granuloma dapat muncul pada
dinding alveoli atau pada dinding bronkiolus
dan juga pada pembuluh limfe dada, serta
menyebabkan pembesaran pada daerah-
daerah tersebut.
Sekian memgenai