Patofisiologi Trachoma
Adanya kontak langsung dengan
Chlamydia Trachomatis pada keadaan
tertentu akan menyebabkan suatu
keradangan konjungtiva yang disebut
Trakhoma
Chlamydia Trachomatis pada keadaan
tertentu akan menyebabkan suatu
keradangan konjungtiva yang disebut
Trakhoma
Infeksi pada stadium dini
memberikan manifestasi yang sangat
bervariasi yang biasanya mirip dengan
konjungtivitis kronis pada umum-nya,
yaitu mata merah, gatal, terjadi eksudasi
dan sembab pada kelopak mata.
memberikan manifestasi yang sangat
bervariasi yang biasanya mirip dengan
konjungtivitis kronis pada umum-nya,
yaitu mata merah, gatal, terjadi eksudasi
dan sembab pada kelopak mata.
Pada
tarsus bagian atas didapatkan folikel dan
hipertrofi papiler. Pada perjalanan
penyakit selanjutnya, folikel akan pecah
(folikel pada Trakhoma mempunyai sifat
mudah pecah) dan menimbulkan jaringan
parut.
tarsus bagian atas didapatkan folikel dan
hipertrofi papiler. Pada perjalanan
penyakit selanjutnya, folikel akan pecah
(folikel pada Trakhoma mempunyai sifat
mudah pecah) dan menimbulkan jaringan
parut.
Hal ini akan mengakibatkan
deformitas pada kelopak mata yang berupa
enteropion, trichiasis dan dapat juga
terjadi simblepharon.
deformitas pada kelopak mata yang berupa
enteropion, trichiasis dan dapat juga
terjadi simblepharon.
Keada-an ini dapat
mengakibatkan terjadinya penyulit-
penyulit dari yang ringan sampai berat.
mengakibatkan terjadinya penyulit-
penyulit dari yang ringan sampai berat.
Penyulit ringan konjungtiva menyebabkan
degenerasi kis-tik dan atrofi, dan penyulit
berat menyebabkan tear defisiensi
syndrome, entropion dan trichiasis.
entropion ini disebabkan oleh pengerutan
sika-trik konjungtiva, sedangkan trichfiasis
disebabkan oleh sikatrik lokal pada margo
palpebra.
keratitis sikka, trichiasis serta entropion.
Adanya erosi kornea yang berulang
menyebabkan terjadinya ulkus dan
akhirnya terjadilah sikatrik kornea yang
luas hingga menutup visual axis dan
akhirnya terjadi kebutaan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi
penyebaran penyakit Trachoma, kita
kelompokkan menjadi tiga kelompok (3D)
yaitu
penyebaran penyakit Trachoma, kita
kelompokkan menjadi tiga kelompok (3D)
yaitu
a. Lingkungan umum.
Yaitu keadaan lingkungan yang kering
(dry). Misalnya kurangnya sarana air
bersih, termasuk air untuk berwudhu.
b. Lingkungan rumah (tempat tinggal).
Yaitu lingkungan rumah atau tempat
tinggal yang kotor (dirty). Keadaan ini
akan mengundang banyak lalat yang
merupakan salah satu vektor
penyebaran Chlamydia Trachomatis.
c. Lingkungan perorangan (kebersihan
perorangan).
Kebersihan perorangan yang jelek,
misalnya wajah yang jarang dibersihkan
dengan air bersih akan menyebabkan
wajah menjadi kotor dan terda-pat
sekret (kotoran) yang infeksius pada
mata dan hidung (discharge).
Secara garis besar penyebaran penyakit
Trachoma dari individu yang terinfeksi ke
individu yang lain dapat melaui faktor
faktor (3 F) antara lain
a. Lalat (flies).
Lalat akan tertarik pada kotoran mata
dan hidung sehingga akan hinggap di
wajah penederita Trachoma kemudian
lalat akan hinggap di wajah individu
lain dan terjadilah penyebaran
Chlamydia Trachomatis. Disini
faktor kepadatan penduduk ikut
mempermudah penyebaran.
b. Fomites.
Yaitu baju, handuk, sapu tangan, dan
sebagainya yang sering dipergunakan
secara bersama sama untuk
membersihkan wajah, sehingga
kotoran mata dan hidung akan
berpindah dari satu induvidu ke
individu yang lain
c. Jari tangan (finger).
Jari tangan yang dipergunakan untuk
menggosok mata yang ter-infeksi
kemudian memegang mata individu
yang lain. Juga bisa jari tangan yang
telah terkontaminasi, kemudian
dipakai untuk menggosok mata
sendiri, sehingga terjadilah
penyebaran Chlamydia Trachomatis.
Sekian mengenai