Sunday, 17 February 2019

Ciptaan -Ciptaan Bionik

Asalamualaikum wr.wb




Apa saja ciptaan-ciptaan Bionik itu ? Mari kita simak di bawah ini

Ciptaan-ciptaan Bionik

Berikut ini ciptaan-ciptaan Bionik pada manusia, hewan, dan tumbuhan, baik sebagai media
dan inspirasi penciptaan (National Geographic edisi Januari 2010).

1. Manusia Bionik

a. Mata bionik

Mata Bionik untuk penderita Retinitis pigmentosa merupakan terobosan teknologi yang canggih
untuk bisa membantu pasien penyakit ini memperbaiki penglihatannya. Ini merupakan penyakit
keturunan yang menyebabkan pasien sepenuh buta sebelum usia 40 tahun. Walaupun teknologi
ini tidak membuat pasien bisa mendapat penglihatan yang utuh tetapi mereka dapat mendeteksi
cahaya dan gelap termasuk untuk mengindentifikasi lokasi atau pergerakan objek dan manusia.
Suatu elektroda diimplantansi dengan proses bedah dan kemudian di kombinasikan ke kacamata
yang menggunakan video camera. Kacamata ini memproses semua data visual dimana video
direkap dan dikirim melalui sinyal yang akan diproses ke otak. Pada sekitar tahun 1997, dua
orang penyelidik yaitu Profesor Greg Suaning dan Profesor Nigel Lovell telah membuat sebuah
organ penglihatan tiruan yang bertujuan mengubati penyakit yang menyebabkan hilang daya
penglihatan atau buta. Pada asalnya projek ini dijalankan di Universiti New South Wales (UNSW)
dari unit Kejuruteraan Bioperubatan, tetapi pada tahun 2002, Dr Suaning telah berpindah ke
Universiti Newcastle (UNEW). Pada ujung tahun 2007 Profesor Greg Suaning dan Profesor Nigel
Lovell kembali ke UNSW sebagai Profesor Bersekutu. Satu pasukan penyelidik yang berdedikasi
bekerjasama dalam projek ini bersama-sama wakil dari Pusat Penyelidikan Mata Australia
(CERA) dari Universiti Melbourne, Institut Telinga Bionik (BEI) serta Vision Sciences Group dari
Australian National University (Jessy Dorn, 2009).

b. Tangan Bionik yang Bisa

Bergerak dan Merasakan
Salah satu kemajuan dunia robotika yang sangat dinantikan adalah penggabungan komponen
robot dengan manusia. Dengan alat ini manusia mampu bergerak atau melakukan aktivitas
dengan baik. Bahkan bisa merasakan sesuatu yang telah hilang dari badannya. Teknologi
sejenis ini sedang dikembangkan oleh ilmuwan. Ilmuwan mengembangkan sebuah alat yang
mampu bergerak sesuai sensor dari saraf dan otot. Saat kita ingin menggerakkan benda ini,
maka secara otomatis alat bernama myoelectric meresponsnya. Pada tahun 2006, Todd Kuiken
membuat penemuan Bionik dari sebuah kasus kecelakaan, yaitu tangan Bonik. Todd Kuiken
menyatakan saraf-saraf di ujung anggota tubuh yang diamputasi tetap dapat mengirim sinyal-
sinyal ke otak.

c. Kaki Bionik

Letnan Kolonel Greg Gadson yang menjadi korban ledakan bom pada tahun 2007 dan harus
kehilangan kedua kakinya, kini dengan kemajuan bionik, ia mampu berjalan kembali (Michael
Goldfarb, profesor teknik mesin dari Vanderbilt, 23 Agustus 2011). Kaki palsu Vanderbilt
dirancang untuk kehidupan sehari-hari. Ini membuatnya secara substansial lebih mudah bagi
pasien amputasi untuk berjalan, duduk, berdiri, dan naik turun tangga dan berjalan di tempat
landai. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengguna yang dilengkapi dengan perangkat ini
secara alami berjalan 25 persen lebih cepat pada permukaan bertingkat daripada ketika mereka
menggunakan kaki palsu biasa. Itu karena mereka membutuhkan energi 30 sampai 40 persen
lebih rendah

d. Telinga (Rumah siput) Bionik

Telinga bionik disebut juga implan koklear (Arnot, 2009). Alat pendengaran yang letaknya dalam
dan mengandung reseptor khusus yang disebut sel rambut (koklea). Sel ini beraksi terhadap
gelombang bunyi dengan bergetar sehingga dapat mengantarkan impluls listrik keserabut saraf
auditorius (Arnot, 2009). Pada beberapa bentuk ketulian, sel rambut tidak berfungsi, kemudian
telinga bionik ini diciptakan dengan nama implan koklear yang terdiri atas elektrode yang kecil-
kecil, jumlahnya sampai 22 buah dan diaktifkan oleh berbagai frekuensi serta tinggi nada, yang
merangsang serabut saraf auditorius, kemudian gelombang tersebut diterima oleh mikrofon dan
pemancar, kemudian dihantarkan ke alat penerima yang tertanam di belakang telinga (Arnot,
2009). Tahun 2009 lalu, Mrs. Tammy Kenny mendapati kenyataan bahwa anaknya Aiden Kenny
yang tidak bisa mendengar ternyata tidak bisa dibantu dengan alat bantu dengar biasa. Harapan
baru pun datang tatkala pada bulan Februari 2009, ahli bedah di John Hopkins Hopsital memberi
bantuan berupa pemasangan kabel tipis dengan 22 elektrode di setiap rumah siput (bagian yang
biasanya mendeteksi getaran suara) Aiden. Mikrofon juga dipasang untuk menerima suara dan
mengirimkan sinyal ke elektrode yang langsung mengantarkannya ke saraf.

e. Mata Bionik Jo Ann Lewis

Retinitis pigmentosa adalah sebuah penyakit degeneratif yang menghancurkan sel pendektesi
cahaya di mata (sel kerucut). Ciptaan Bionik oleh Mark Humayun, pakar oftalmologi dari
perusahaan Second Sight membuat ciptaan Bionik, yaitu mata bionik. Mengenai mata bionik ini,
tidak bisa mengembalikkan pengelihatan hingga 90 persen, karena pada mata bionik (kasus, Jo
Ann Lewis, 2006) masih merasa kesulitan untuk menyeberang jalan (Fell, 2007).

2. Hewan Bionik

a. Kucing Bionik

Sebuah Tim dari Universitas College London dipimpin oleh Profesor Gordon Blunn,
mengembangkang penelitian kaki palsu pada seekor kucing. Profesor Blunn dan rekan satu
timnya bekerja sama dengan Fitzpatrick untuk mengembangkan implan dengan berat yang
seimbang, penggabungan antara tehnik dan biologi. Teknologi seperti ini sebelumnya sudah
sangat sering digunakan untuk membuat lengan atau kaki palsu untuk manusia dan tertara
korban perang, serta mereka yang kehilangan tangan dan kakinya saat pemboman yang terjadi
di London. Seekor kucing yang baru saja di operasi menggunakan teknologi bionik. Tubuhnya
yang hitam pekat, bermandikan darah segar yang mengucur deras. Bagian bawah dua kaki
belakangnya, tertebas oleh kendaraan pemotong jagung yang lewat. Kucing Oscar baru sebagai
kucing bionik pertama di dunia. Kucing ini sekarang telah memiliki sepasang kaki bionik setelah
operasi yang terhadapnya berhasil dilakukan. Ini merupakan operasi implan kaki kucing pertama
yang dilakukan di dunia. Operasi ini dilakukan oleh Surrey Vet Noel Fitzpatrick (2004).

b. Sebuah Lengan Robot Seperti Belalai Gajah

Robotika selalu terikat oleh keterbatasan komputer, tetapi karena teknologi komputer terus
berkembang, perhitungan yang lebih kompleks untuk berbagai gerakan yang lebih luas menjadi
mungkin. Kemampuan yang fleksibel, gerakan lembut telah memberikan cara untuk desain yang
lebih maju seperti yang satu ini, sistem penanganan ‘biomechatronic’ baru yang didasarkan pada
belalai gajah. Dibuat oleh Festo perusahaan teknik Jerman, robot ini mampu mengangakat
beban berat secara halus dengan menggembungkan atau mengempiskan kantung-kantung
udara dalam setiap ‘tulang belakang’.

c. Perekat Terinspirasi Dari Tokek

Sejumlah peneliti dari Universitas Massachusetts, Amherst, telah mengembangkan Geckskin,
sebuah perekat dengan kemampuan daya rekat yang kuat. Perekat ini bisa menggantikan jahitan
dan staples di rumah sakit. Dengan penemuan ini, ide untuk memiliki kemampuan untuk dapat
memanjat di dinding vertikal seperti spiderman mungkin dapat terwujud. Mark Cutkosky, seorang
profesor teknik mesin di Universitas Stanford, mengembangkan ‘Stickybot’ dengan perekat
kering jenis yang sama memungkinkan mereka melekat pada permukaan yang paling mustahil.
Ini ‘perekat arah’ bergantung pada jutaan bulu pada punggung kaki tokek. Perekat lain semacam
iniseperti berjalan-jalan dengan permen karet pada kaki anda, anda harus menekan ke
permukaan dan kemudian anda harus bekerja untuk menariknya keluar. Tapi dengan adhesi
terarah, hampir seperti anda dapat semacam kail dan diri anda melepas kaitan dari permukaan
(Cutkosky, 2000).

d. Teknologi Sonar dan Peringatan Tsunami Dari Kebiasaan Lumba-
Lumba

Tenggelamnya kapal Titanic di tahun 1912 adalah tragedi yang membuat umat manusia sangat
terdorong untuk mengembangkan teknologi yang mampu mendeteksi sesuatu yang berada di
bawah air. Sampai pada akhirnya di tahun 1915 seorang fisikawan asal Perancis bernama Paul
Langevin menemukan sebuah sistem yang didesain untuk mendeteksi objek di bawah air
menggunakan bantuan gelombang suara dan gema yang dihasilkannya. Hal tersebut kini
diketahui sebagai SONAR.
Meski teknologi ini memang baru bagi manusia, beberapa hewan sebenarnya sudah
menggunakan gelombang suara untuk navigasi, berburu dan mencari mangsa. Kelelawar dan
lumba-lumba adalah beberapa di antaranya. Hal yang mereka lakukan adalah memancarkan
gelombang suara, lalu mereka menggunakan gema yang muncul untuk mendeteksi lokasi obyek
yang berada di sana.

e. Teknologi LED Terinspirasi dari Kunang-Kunang

Lampu merupakan salah satu penemuan terbesar yang telah merubah dunia, keberadaan lampu
ternyata telah memberikan nuansa baru bagi kehidupan manusia terutama disaat malam tiba.
Dengan lampu semua masih bisa dilakukan. Meski sudah ditemukan sejak lama. Ternyata bola
lampu masih punya banyak masalah dalam hal efisiensi. Mulai dari Lampu kaca hingga Lampu
LED yang sekarang ini sudah menjadi trending masih saja mengalami hambatan. Terutama
lampu LED yang dalam prakteknya cahaya masuk sendiri ke dalam bohlam LED. Hal ini
mengakibatkan menurunnya efisiensi terangnya lampu dan boros energi. Karena permasalahan
tersebutlah, para peneliti dari berbagai negara mencoba berkumpul dan mulai melakukan
penelitian serta observasi pada hewan di alam yang bisa menghasilkan cahaya. Seperti yang
kita tahu, keistimewaan kunang-kunang tersebut adalah bisa mengeluarkan cahaya terang di
malam hari.
Melalui penelitian itulah para peneliti menemukan jika lampu di tubuh kunang-kunang memiliki
exosketeleton yang bergerigi dengan sisik yang menonjol, serta sebuah permukaan miring di
dalamnya. Hal ini yang mencegah refleksi ke dalam dari lampu dan membuat semua cahaya
lampu di tubuh kunang-kunang mengarah keluar. Hal ini diaplikasikan oleh seorang ilmuwan
bernama Nicolas Andre dari University of Sherbrooke di Kanada, dengan menggunakan laser
untuk membuat tekstur serupa dari LED. Hal ini ternyata berhasil dan membuat lampu LED jadi
1,5 kali lebih terang ketimbang sebelumnya, dengan energi yang sama.

3. Tumbuhan Bionik

a. Tanaman Bionik

Michael Strano, seorang profesor sekaligus pemimpin Tim peneliti proyek pada tahun 2013,
mengatakan bahwa dengan penanaman unsur nano material pada tubuh tanaman mampu
membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap perubahan lingkungan, meningkatkan adaptasi
tanaman pada lingkungan berbeda, dan yang terpenting adalah setiap tanaman rekayasa
mampu menyediakan sumber daya dan distribusi air secara mandiri. Menurut Strano dan Juan
Pablo Giraldo, seorang ilmuwan biologi, penemuan ini betul-betul menghasilkan potensi yang
“gila” karena di masa depan, tanaman mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai
perangkat fotonik yang mampu mendeteksi tidak hanya polusi udara namun juga kehadiran dari
unsur-unsur bahan peledak dan senjata kimia.
Ide awal proyek tanaman bionik ini berasal dari pemikiran bahwa sel surya mandiri dapat dibuat
dari sel tumbuhan. Sel surya mandiri maksudnya sel surya yang dapat memperbaiki dirinya
sendiri dan kemampuan memperbaiki diri sendiri hanya dapat dilakukan oleh makhluk hidup (sel
hidup) (Juan, et al, 2014).

b. Daun Bionik (Bionic Leaf)

Hal yang istimewa ditunjukkan oleh para peneliti dari Universitas Harvard pada tahun 2014, telah
berhasil menciptakan daun Bionik dengan kemampuan yang sangat pintar yaitu daun yang diberi
nama Bionic Leaf 2.0. Daun ini bisa mengubah Hidrogen menjadi bahan bakar minyak dengan
menggunakan tenaga matahari sebagai sumber utama. Proyek Bionic Leaf 2.0 dipimpin oleh
Daniel Nocera dan Pamela Silver pada tahun 2014 yang merupakan profesor di bidang
biochemistry dan sistem biologi di Harvard Medical School. Dalam penelitian ini Daniel Nocera
menggunakan katalis berupa campuran cobalt dan fosfor. Katalis ini dikatakan mampu
mengkonversi cahaya matahari yang diterima menjadi biomassa dengan tingkat efisiensi 10
persen dan angka efisiensi itu lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan dengan yang terjadi secara
alami di alam. Proyek Bionic Leaf ini sendiri merupakan kelanjutan dari proyek yang sempat
dikerjakan pada tahun 2013. Bionic Leaf 2.0 memiliki kemampuan yang lebih efisien ketimbang
proses fotosintesis daun biasa secara alami (Liu C, 2014)

c. Penggunaan Velcro Terinspirasi dari Tanaman Burdock

Menjadi perekat serbaguna yang biasa diletakkan ditas atau dompet, Velcro adalah salah satu
penemuan yang cukup berguna. Ternyata Velcro ditemukan oleh insinyur asal Swiss bernama
George de Mestral, yang secara tak sengaja 'ketempelan' duri dari tanaman burdock. Duri ini
banyak menempel di celana dan tubuh anjingnya. Sang insinyur menemukan bahwa sebuah
pengait kecil yang ada di biji dan duri dari tanaman burdock bisa menempel ke benda bersimpul,
seperti serat pakaian. Sang insinyur akhirnya bereksperimen selama satu dekade sampai
akhirnya menemukan “resleting yang tak ber-resleting” yang saat ini dikenal sebagai Velcro.

d. Hubungan Penalaran Ilmiah dengan Ciptaan-ciptaan Bionik

Ciptaan-ciptaan Bionik (Bionic Inventions) bisa dikategorikan ke dalam penalaran induktif,
deduktif dan abduktif dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Bionic Inventions suatu kasus-kasus yang khusus menuju suatu kesimpulan umum
(generalisasi) yang terjadi yaitu suatu inferensi yang bersifat induktif yang dikenal sebagai
logika informal atau argument sehari-hari yang dapat ditemukan pada Bionic Inventions:
manusia bionik, hewan bionik dan tumbuhan bionik.
2) Bionic Inventions yang dilakukan oleh manusia yaitu suatu inferensi yang bersifat deduktif
yang melandasi konstruksi/formulasi hipotesis dari suatu teori silogisme logika formal).
Penalaran deduktif terdapat pada Bionic Inventions: manusia bionik, hewan bionik dan
tumbuhan bionik.
3) Bionic Inventions dapat dikatakan sebagian besar dikategorikan kedalam inferensi abduktif
dengan alasan sebagai berikut: a). Abduktif menghasilkan suatu proposisi yang mengandung
konsep universal (generalitas). Kesimpulan dari proses itu adalah suatu proposisi yang
menempatkan suatu kasus khusus tertentu dalam suatu kelas atau kelompok. Sebagai
contoh dalam ciptaan Bionik pada manusia, yang bisa digunakan untuk semua orang tanpa
dibatasi oleh umur, gender, RAS dan lain-lain. b). Abduktif seorang ilmuan akan
menggunakan instingnya untuk membuat suatu pilihan yang ekonomis dan berguna ketika
menghadapi begitu banyak penjelasan yang harus diuji. ciptaan Bionik ini dibuat
menggunakan bahan yang lebih ekonomis, artinya mempunyai nilai guna untuk seluruh
makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya. c). Proses abduktif menegaskan bahwa
ilmu pengetahuan selalu berusaha untuk menangkap orisinalitas realitas. Ciptaan Bionik
harus sesuai dengan kenyataan yang ada. Misalnya, sekarang ini mata Bionik dengan
estetika sesuai dengan kemauan individu. d) Abduktif yang berhasil mengandaikan
keterlibatan yang menyeluruh dan imajinasi yang bebas. Ciptaan Bionik akan selalu
berkembang mengikuti perkembangan teknologi atau kekinian (yang dulu manual sekarang
dengan kecanggihan).

Sekian informasi tentang  Ciptaan-Ciptaan Bionik yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua .
Wasalam.

Share this