Saturday, 25 May 2019

Pengertian Epidural Hematoma

Definisi Epidural Hematom


Pengertian Epidural Hematoma

Apa itu Epidural Hematom?


Epidural Hematom adalah perdarahan intrakranial yang terjadi karena fraktur
tulang tengkorak dalam ruang antara tabula interna kranii dengan
duramater.

Hematoma epidural adalah perdarahan intrakranial yang terjadi karena fraktur tulang
tengkorak akibat cedera kepala dimana terdapat akumulasi darah dalam rongga antara lapisan duramater
dan tulang tengkorak. 
 
Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara respond time tindakan trepanasi hematoma epidural pada
pasien cedera kepala berat dengan outcome.

.Hematoma epiduralmerupakan gejala sisa yang serius akibat cedera kepala
dan menyebabkan angka mortalitas sekitar 50%. Hematoma epidural paling sering
terjadi di daerah perietotemporal akibat robekan arteria meningea media.

pada permukaan lateral dan atas hemisferium dan sebagian di daerah temporal,
sesuai dengan distribusi “bridging vein”
Epidural hematom utamanya disebabkan oleh gangguan struktur duramater dan
pembuluh darah kepala biasanya karena fraktur.

Akibat trauma kapitis,tengkorak
retak.Fraktur yang paling ringan, ialah fraktur linear.Jika gaya destruktifnya lebih
kuat, bisa timbul fraktur yang berupa bintang (stelatum), atau fraktur impresi yang
dengan kepingan tulangnya menusuk ke dalam ataupun fraktur yang merobek dura dan
sekaligus melukai jaringan otak (laserasio).

Pada pendarahan epidural yang terjadi
ketika pecahnya pembuluh darah, biasanya arteri, yang kemudian mengalir ke dalam
ruang antara duramater dan tengkorak.
Sedangkan pada subdural hematom. 

keadaan ini timbul setelah trauma kepala
hebat, seperti perdarahan kontusional yang mengakibatkan ruptur vena yang terjadi
dalam ruangan subdural . 

Pergeseran otak pada akselerasi dan de akselerasi bisa
menarik dan memutuskan vena-vena.Pada waktu akselerasi berlangsung, terjadi 2
kejadian, yaitu akselerasi tengkorak ke arah dampak dan pergeseran otak ke arah yang
berlawanan dengan arah dampak primer.

Akselerasi kepala dan pergeseran otak yang
bersangkutan bersifat linear.Maka dari itu lesi-lesi yang bisaterjadi dinamakan lesi
kontusio.

 Lesi kontusio di bawah dampak disebut lesi kontusio “coup” di seberang
dampak tidak
terdapat gaya kompresi, sehingga di situ tidak terdapat lesi. Jika di situ terdapat lesi,
maka lesi itu di namakan lesi kontusio “contercoup”.

PATOMEKANISME
Pada perlukaan kepala , dapat terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid,
kedalam rongga subdural (hemoragi subdural) antara dura bagian luar dan tengkorak
(hemoragi ekstradural) atau ke dalam substansi otak sendiri.

Pada hematoma epidural, perdarahan terjadi diantara tulang tengkorak dan dura
mater. Perdarahan ini lebih sering terjadi di daerah temporal bila slaah satu cabang
arteria meningea media robek. 

Robekan ini sering terjadi buka fraktur tulang
tengkorak di daerah yang bersangkutan. Hematom pun dapat terjadi di daerah frontal
dan oksipital.

Putusnya vena-vena penghubung antara permukaan otak dan sinus dural adalah
penyebab perdarahan subdural yang paling sering terjadi. 

Perdarahan ini seringkali
terjadi sebagai akibat dari trauma yang relatif kecil, dan mungkin terdapat sedikit
darah di dalam rongga subaraknoid. 

Anak-anak ( karena anak-anak memiliki vena-
vena yang halus ) dan orang dewasa dengan atropi otak ( karena memiliki vena-vena
penghubung yang lebih panjang ) memiliki resiko yang lebih besar.

Perdarahan subdural paling sering terjadi pada permukaan lateral dan atas
hemisferium dan sebagian di daerah temporal, sesuai dengan distribusi “bridging
veins” . 

Karena perdarahan subdural sering disebabkan olleh perdarahan vena, maka
darah yang terkumpul hanya 100-200 cc saja. Perdarahan vena biasanya berhenti
karena tamponade hematom sendiri. Setelah 5-7 hari hematom mulai mengadakan
reorganisasi yang akan terselesaikan dalam 10-20 hari. 

Darah yang diserap
meninggalkan jaringan yang kaya pembuluh darah. Disitu timbul lagi perdarahan
kecil, yang menimbulkan hiperosmolalitas hematom subdural dan dengan demikian
bisa terulang lagi timbulnya perdarahan kecil dan pembentukan kantong subdural yang
penuh dengan cairan dan sisa darah (higroma). 

Kondisi- kondisi abnormal biasanya
berkembang dengan satu dari tiga mekanisme
Terdapat 2 teori yang menjelaskan terjadinya perdarahan subdural kronik, yaitu
teori dari Gardner yang mengatakan bahwa sebagian dari bekuan darah akan mencair
sehingga akan meningkatkan kandungan protein yang terdapat di dalam kapsul dari
subdural hematoma dan akan menyebabkan peningkatan tekanan onkotik didalam
kapsul subdural hematoma.

 Karena tekanan onkotik yang meningkat inilah yang
mengakibatkan pembesaran dari perdarahan tersebut.

 Tetapi ternyata ada kontroversial
dari teori Gardner ini, yaitu ternyata dari penelitian didapatkan bahwa tekanan onkotik
di dalam subdural kronik ternyata hasilnya normal yang mengikuti hancurnya sel
darah merah. 

Teori yang ke dua mengatakan bahwa, perdarahan berulang yangdapat
mengakibatkan terjadinya perdarahan subdural kronik, faktor angiogenesis juga
ditemukan dapat meningkatkan terjadinya perdarahan subdural kronik, karena turut
memberi bantuan dalam pembentukan peningkatan vaskularisasi di luar membran atau
kapsul dari subdural hematoma.

 Level dari koagulasi, level abnormalitas enzim
fibrinolitik dan peningkatan aktivitas dari fibrinolitik dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan subdural kronik

Sekian mengenai

Pengertian Epidural Hematoma
Definisi Epidural Hematoma
Epidural Hematoma Adalah


Share this