Friday, 24 May 2019

Penyebab Kardiomiopati Dilatasi

Penyebab Terjadinya Kardiomiopati Dilatasi


Penyebab Kardiomiopati Dilatasi


Faktor Risiko Kardiomiopati Dilatasi


Kardiomiopati dilatasi biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki dengan usia 20-60
tahun. Faktor-faktor risiko yang lain meliputi tekanan darah yang tinggi (hipertensi),
kerusakan pada otot jantung karena serangan jantung, mengkonsumsi alkohol, riwayat
keluarga dengan kardiomiopati dilatasi, 

penggunaan kokain, beberapa jenis obat kemoterapi
dan radiasi pada terapi kanker, infeksi bakteri atau virus pada otot jantung, obesitas, beberapa
penyakit metabolik seperti diabetes melitus, defisiensi vitamin dan mineral yang esensial, dan
infeksi HIV

1. Usia


Kardiomiopati dilatasi dapat menyerang berbagai usia, dari masih bayi maupun orang
dewasa. Pada bayi dan anak-anak biasanya mempunyai respon yang berlebihan pada paparan
pertama dengan antigen. 

Pada orang dewasa biasanya mempunyai daya toleransi yang sangat
tinggi dan gambaran klinisnya berupa respon inflamasi kronis terhadap antigen asing atau
gangguan sistem imun yang akan berdampak terhadap autoimun.


2. Jenis Kelamin


Pria cenderung lebih mudah terkena kardiomiopati dilatasi dibandingkan dengan
wanita. Secara keseluruhan, kemungkinan laki-laki dan perempuan terkena kelainan ini
adalah sama. 

Namun, pada kardiomiopati dilatasi yang berhubungan dengan kelainan
neuromuskuler atau inborn errors of metabolism, ternyata lebih didominasi oleh laki-laki dan
pada kebanyakan kasus diturunkan secara X-linked.


3. Riwayat Keluarga


Diakui bahwa sekitar 20% sampai 35% pasien dengan kardiomiopati dilatasi idiopati
memiliki kardiomiopati familial (didefinisikan sebagai 2 anggota keluarga berhubungan erat
yang memenuhi kriteria kardiomiopati dilatasi idiopati). 

Pertimbangan kardiomiopati familial
ini termasuk penemuan yang semakin penting dari kardiomiopati. Kemajuan teknologi
memungkinkan pengurutan dan pembacaan genotipe dengan standar tinggi dengan biaya yang
dikurangi membawa pemeriksaan genetika ke arena klinis.

4. Diabetes Melitus


Diabetes melitus kini juga diakui sebagai salah satu faktor risiko perkembangan gagal
jantung. 

Hubungan antara mortalitas dan hemoglobin A1c (HbA1c) pada pasien dengan
diabetes melitus dan gagal jantung muncul dalam bentuk U, dengan risiko kematian terendah
pada pasien dengan kontrol glukosa yang sederhana (7,1% < HbA1c ≤ 7,8%) dan peningkatan
risiko dengan kadar HbA1c yang sangat tinggi atau sangat rendah. 

Strategi pengobatan
optimal pada pasien dengan diabetes melitus dan gagal jantung masih kontroversial; beberapa
penelitian menunjukkan bahaya potensial dengan beberapa obat penurun glukosa. 

Keamanan
dan kemanjuran terapi diabetes melitus pada gagal jantung, termasuk metformin, sulfonilurea,
insulin, dan analog peptida mirip glukagon, menunggu data lebih lanjut dari uji klinis yang
akan datang. 

Pengobatan dengan thiazolidinediones (misalnya rosiglitazone) dikaitkan dengan
retensi cairan pada pasien dengan gagal jantung dan harus dihindari pada pasien gagal jantung
dengan NYHA kelas II sampai IV.

5. Konsumsi Alkohol


Pengguna alkohol kronis adalah salah satu penyebab paling penting dari kardiomiopati
dilatasi. Diagnosis klinis dicurigai ketika terjadi disfungsi biventrikel dan dilatasi yang
diamati terus-menerus pada peminum berat tanpa adanya penyebab lain yang diketahui untuk
penyakit miokardium.

Kardiomiopati karena alkohol paling umum terjadi pada pria berusia
30-55 tahun yang telah menjadi konsumen berat alkohol selama >10 tahun. Perempuan
mewakili sekitar 14% dari kasus kardiomiopati karena alkohol tetapi mungkin lebih rentan
dengan konsumsi alkohol yang lebih sedikit semasa hidupnya.

6. Obesitas


Meskipun mekanisme tepat yang menyebabkan gagal jantung yang berkaitan dengan
obesitas tidak diketahui, akumulasi lemak yang berlebihan menghasilkan peningkatan volume
sirkulasi darah.

 Peningkatan persisten yang berlanjut pada curah jantung, kerja jantung, dan
tekanan darah sistemik bersamaan dengan cedera miosit jantung yang disebabkan
lipotoksisitas dan akumulasi lipid miokard telah terlibat sebagai suatu mekanisme yang
potensial.

 Sebuah studi dengan peserta dari Framingham Heart Study melaporkan bahwa
setelah ada penyesuaian untuk faktor risiko ditetapkan, obesitas dikaitkan dengan risiko masa
depan yang signifikan dari pengembangan gagal jantung.

 Tidak ada studi skala besar dari segi
keamanan atau kemanjuran penurunan berat badan dengan diet, olahraga, atau operasi
bariatrik pada pasien obesitas dengan gagal jantung.

Sekian mengenai

Penyebab Kardiomiopati Dilatasi


Share this