Pengertian Kardiomiopati Hipertrofik
Apa Itu Kardiomiopati Hipertrofik?
Kardiomiopati hipertrofi merupakan
kardiomiopati dengan ciri yang dominan
adalah terjadinya hipertrofi otot jantung.
kardiomiopati dengan ciri yang dominan
adalah terjadinya hipertrofi otot jantung.
Etiologinya adalah kelainan genetik dengan
pola penuruan autosomal dominan
Gambaran mikroskopis yang penting
pada kelainan ini adalah terjadinya:
hipertrofi miokardium yang ekstensif yang
jarang dijumpai pada keadaan lain,
pola penuruan autosomal dominan
Gambaran mikroskopis yang penting
pada kelainan ini adalah terjadinya:
hipertrofi miokardium yang ekstensif yang
jarang dijumpai pada keadaan lain,
dengan
diameter transversal miokardium >40
mikrometer dimana nilai normalnya adalah
kurang lebih 15 mikrometer (2) terjadi
miofiber disarray yaitu susunan miokardium
yang berubah, antara lain miosit terlihat
sendiri-sendiri dan susunan yang tidak
teratur (3) terjadinya fibrosis interstitial dan
fibrosis penganti jaringan yang rusak.
diameter transversal miokardium >40
mikrometer dimana nilai normalnya adalah
kurang lebih 15 mikrometer (2) terjadi
miofiber disarray yaitu susunan miokardium
yang berubah, antara lain miosit terlihat
sendiri-sendiri dan susunan yang tidak
teratur (3) terjadinya fibrosis interstitial dan
fibrosis penganti jaringan yang rusak.
Kardiomiopati hipertrofi ditandai
oleh adanya hipertrofi ventrikel kiri tanpa
diikuti dilatasi ruang ventrikel kiri dan juga
yang tidak disebabkan oleh tekanan yang
meningkat karena peningkatan resistensi
sistemik kronis (contoh bukan karena
hipertensi ataupun stenosis aorta).
Hipertrofi
ventrikel kiri yang terjadi dapat bersifat
simterik (pada 10% kasus kardiomiopati
hipertrofi) dan asimetrik.
ventrikel kiri yang terjadi dapat bersifat
simterik (pada 10% kasus kardiomiopati
hipertrofi) dan asimetrik.
Penebalan yang
bersifat asimetrik yaitu penebalan septum
ventrikel tidak proposional dengan
penebalan dinding ventrikel kiri, dengan
rasio lebih dari
bersifat asimetrik yaitu penebalan septum
ventrikel tidak proposional dengan
penebalan dinding ventrikel kiri, dengan
rasio lebih dari
Patofisiologi Kardiomiopati hipertrofi
Gejala klinis pada kardiomiopati
hipertrofi disebabkan oleh karena adanya
penurunan fungsi diastolik dan juga karena
ada atau tidaknya sumbatan intermiten aliran
keluar saat sistolik.
Jadi patofisiologi
kardiomiopati hipertrofi dalam hal ini dibagi
dua berdasarkan ada atau tidaknya sumbatan
intermiten keluarnya darah saat sistolik
Pada kardiomiopati hipertrofi jenis
ini selain terjadi hipertrofi juga terjadi
kekakuan dan gangguan relaksasi pada
ventrikel kiri.
kardiomiopati hipertrofi dalam hal ini dibagi
dua berdasarkan ada atau tidaknya sumbatan
intermiten keluarnya darah saat sistolik
Pada kardiomiopati hipertrofi jenis
ini selain terjadi hipertrofi juga terjadi
kekakuan dan gangguan relaksasi pada
ventrikel kiri.
Gangguan relaksasi yang
menurun pada ventrikel kiri menyebabkan
peningkatan tekanan ventrikel kiri, yang
akan dialirkan ke arah belakang,
menurun pada ventrikel kiri menyebabkan
peningkatan tekanan ventrikel kiri, yang
akan dialirkan ke arah belakang,
sehingga
mengakibatkan peningkatan tekanan atrium,
vena pulmonal dan kapiler pulmonal.
Peningkatan tekanan pada vena pulmonal
dan kapiler pulmonal inilah yang
menyebabkan gejala dispnea pada penderita
kardiomiopati jenis ini.
mengakibatkan peningkatan tekanan atrium,
vena pulmonal dan kapiler pulmonal.
Peningkatan tekanan pada vena pulmonal
dan kapiler pulmonal inilah yang
menyebabkan gejala dispnea pada penderita
kardiomiopati jenis ini.
Jantung yang
hipertrofi juga dapat menimbulkan gejala
angina peningkatan kebutuhan oksigen oleh
miokardium. Jantung yang hipertrofi serta
adanya miosit disarray sehingga rentan
terhadap timbulnya aritmia yang malignan.
hipertrofi juga dapat menimbulkan gejala
angina peningkatan kebutuhan oksigen oleh
miokardium. Jantung yang hipertrofi serta
adanya miosit disarray sehingga rentan
terhadap timbulnya aritmia yang malignan.
Sekian mengenai