Gejala Rabies Pada Hewan
Gejala Rabies Pada Manusia
Gejala yang terlihat pada umumnya adalah berupa manifestasi peradangan
otak (encephalitis) yang akut baik pada hewan maupun manusia.
otak (encephalitis) yang akut baik pada hewan maupun manusia.
Pada manusia
keinginan untuk menyerang orang lain pada umumnya tidak ada.
Masa inkubasi rabies pada anjing dan kucing berkisar antara 10 sampai 8
minggu.
keinginan untuk menyerang orang lain pada umumnya tidak ada.
Masa inkubasi rabies pada anjing dan kucing berkisar antara 10 sampai 8
minggu.
Pada sapi, kambing, kuda dan babi berkisar antara 1 sampai 3 bulan.
Tanda klinis pada anjing dan kucing hampir sama gejala-gejala, penyakit ini
dikenal dalam tiga bentuk yaitu:
Tanda klinis pada anjing dan kucing hampir sama gejala-gejala, penyakit ini
dikenal dalam tiga bentuk yaitu:
a. Bentuk ganas (furious rabies) masa eksitasi panjang, kebanyakan akan mati
dalam 2 sampai 5 hari setelah tanda-tanda rabies terlihat.
b. Bentuk diam atan dungu (dumb rabies) disini terjadi kelumpuhan (paralisa)
sangat cepat menjalar keseluruh anggota tubuh dan masa eksitasi pendek.
c. Bentuk asymptomatis disini memperlihatkan kejadian dimana hewan tiba-tiba
mati dengan tidak menunjukan gejala-gejala sakit.
mati dengan tidak menunjukan gejala-gejala sakit.
Selain dari ketiga bentuk tanda klinis rabies pada anjing dan kucing bisa
dijumpai tanda-tanda lain yang sering terlihat sebagai berikut:
- Pada phase prodromal hewan mencari tempat-tempat yang dingin dan
menyendiri, tetapi dapat lebih menjadi agresif dan nervous. Reflek cornea
berkurang/hilang, pupil meluas dan cornea kering.
- Pada phase exitasi hewan akan menyerang siapa saja yang ada disekitamya dan
memakan barang yang aneh-aneh. Dengan berlanjutnya penyakit, mata mejadi
keruh dan selalu terbuka.
- Pada phase paralisa cornea kering, mata terbuka dan kotor, semua reflek hilang
dan mati.
Gejala prodomal biasanya non spesifik berlangsung
1-4 hari dan ditandai dengan demam, sakit kepala, malaise,
mialgia, gejala gangguan saluran pernafasan, dan gejala
gastrointestinal.
1-4 hari dan ditandai dengan demam, sakit kepala, malaise,
mialgia, gejala gangguan saluran pernafasan, dan gejala
gastrointestinal.
Gejala prodomal yang sugestif rabies
adalah keluhan parestesia, nyeri, gatal, dan atau fasikulasi
pada atau sekitar tempat inokulasi virus yang kemudian
akan meluas ke ekstremitas yang terkena tersebut.
adalah keluhan parestesia, nyeri, gatal, dan atau fasikulasi
pada atau sekitar tempat inokulasi virus yang kemudian
akan meluas ke ekstremitas yang terkena tersebut.
Sensasi
ini berkaitan dengan multiplikasi virus pada ganglia
dorsalis saraf sensorik yang mempersarafi area gigitan
dan dilaporkan pada 50-80% penderita.
Setelah timbul gejala prodromal,
ini berkaitan dengan multiplikasi virus pada ganglia
dorsalis saraf sensorik yang mempersarafi area gigitan
dan dilaporkan pada 50-80% penderita.
Setelah timbul gejala prodromal,
gambaran klinis
rabies akan berkembang menjadi salah satu dari 2 bentuk,
yaitu ensefalitik (furious) atau paralitik (dumb). Bentuk
ensefalitik ditandai aktivitas motorik berlebih, eksitasi,
agitasi, bingung, halusinasi, spasme muskular,
rabies akan berkembang menjadi salah satu dari 2 bentuk,
yaitu ensefalitik (furious) atau paralitik (dumb). Bentuk
ensefalitik ditandai aktivitas motorik berlebih, eksitasi,
agitasi, bingung, halusinasi, spasme muskular,
meningismus, postur epistotonik, kejang dan dapat timbul
paralisis fokal. Gejala patognomonik, yaitu hidrofobia
dan aerofobia, tampak saat penderita diminta untuk
mencoba minum dan meniupkan udara ke wajah penderita.
Keinginan untuk menelan cairan dan rasa ketakutan
berakibat spasme otot faring dan laring yang bisa
menyebabkan aspirasi cairan ke dalam trakea.
Hidrofobia
timbul akibat adanya spasme otot inspirasi yang disebabkan
oleh kerusakan batang otak saraf penghambat nukleus
ambigus yang mengendalikan inspirasi. Pada pemeriksaan
fisik, temperatur dapat mencapai •'3d39°C. Abnormalitas
timbul akibat adanya spasme otot inspirasi yang disebabkan
oleh kerusakan batang otak saraf penghambat nukleus
ambigus yang mengendalikan inspirasi. Pada pemeriksaan
fisik, temperatur dapat mencapai •'3d39°C. Abnormalitas
pada sistem saraf otonom mencakup pupil dilatasi ireguler,
meningkatnya lakrimasi, salivasi, keringat, dan hipotensi
postural.
Gejala kemudian berkembang berupa manifestasi
disfungsi batang otak.
Keterlibatan saraf kranial
menyebabkan diplopia, kelumpuhan saraf fasial, neuritis
optik, dan kesulitan menelan yang khas. Kombinasi salivasi
berlebihan dan kesulitan dalam menelan menyebabkan
gambaran klasik, yaitu mulut berbusa.
menyebabkan diplopia, kelumpuhan saraf fasial, neuritis
optik, dan kesulitan menelan yang khas. Kombinasi salivasi
berlebihan dan kesulitan dalam menelan menyebabkan
gambaran klasik, yaitu mulut berbusa.
Disfungsi batang
otak yang muncul pada awal penyakit membedakan rabies
dari ensefalitis virus lainnya.
otak yang muncul pada awal penyakit membedakan rabies
dari ensefalitis virus lainnya.
Bentuk paralitik lebih jarang
dijumpai. Pada bentuk ini tidak ditemukan hidrofobia,
aerofobia, hiperaktivitas, dan kejang. Gejala awalnya
berupa ascending paralysis atau kuadriparesis.
dijumpai. Pada bentuk ini tidak ditemukan hidrofobia,
aerofobia, hiperaktivitas, dan kejang. Gejala awalnya
berupa ascending paralysis atau kuadriparesis.
Kelemahan
lebih berat pada ekstremitas tempat masuknya virus.
Gejala meningeal (sakit kepala, kaku kuduk) dapat
menonjol walaupun kesadaran normal. Pada kedua bentuk,
lebih berat pada ekstremitas tempat masuknya virus.
Gejala meningeal (sakit kepala, kaku kuduk) dapat
menonjol walaupun kesadaran normal. Pada kedua bentuk,
pasien akhirnya akan berkembang menjadi paralisis
komplit, kemudian menjadi koma, dan akhirnya meninggal
yang umumnya karena kegagalan pernafasan. Tanpa terapi
intensif, umumnya kematian akan terjadi dalam 7 hari
setelah onset penyakit.
Gejala Rabies Pada Hewan
Manifestasi klinis pada hewan dimulai dengan gejalaprodromal tidak spesifik seperti lemah dan malas. Rabies
dapat berkembang menjadi rabies yang ganas atau rabies
yang tenang.
Kematiannya umumnya disebabkan
kelumpuhan pernafasan dan akan timbul dalam waktu 7-
10 hari setelah gejala prodromal. Pada rabies yang tenang,
anjing tampak senang bersembunyi di tempat yang gelap
dan dingin, serta tampak letargi.
kelumpuhan pernafasan dan akan timbul dalam waktu 7-
10 hari setelah gejala prodromal. Pada rabies yang tenang,
anjing tampak senang bersembunyi di tempat yang gelap
dan dingin, serta tampak letargi.
Dapat ditemukan
kelumpuhan otot tenggorokan yang tampak dari banyaknya
air liur yang keluar karena sulit menelan.
kelumpuhan otot tenggorokan yang tampak dari banyaknya
air liur yang keluar karena sulit menelan.
Bisa juga
ditemukan kejang-kejang singkat. Pada rabies yang ganas,
terdapat perubahan sifat dan perilaku hewan. Hewan yang
awalnya jinak menjadi ganas, tidak menuruti perintah
pemiliknya lagi, dapat menyerang manusia terutama
adanya rangsang cahaya dan suara, suka menggigit apa
saja yang dijumpai.
ditemukan kejang-kejang singkat. Pada rabies yang ganas,
terdapat perubahan sifat dan perilaku hewan. Hewan yang
awalnya jinak menjadi ganas, tidak menuruti perintah
pemiliknya lagi, dapat menyerang manusia terutama
adanya rangsang cahaya dan suara, suka menggigit apa
saja yang dijumpai.
Suara akan menjadi parau, mudah
terkejut, gugup, air liur banyak keluar, ekor dilengkungkan
ke bawah perut di antara kedua paha. Anjing kejang-
kejang, kemudian menjadi lumpuh, dan akhirnya mati.
terkejut, gugup, air liur banyak keluar, ekor dilengkungkan
ke bawah perut di antara kedua paha. Anjing kejang-
kejang, kemudian menjadi lumpuh, dan akhirnya mati.
Sekian mengenai