Wednesday, 22 May 2019

Rabies Adalah Penyakit Yang Menyerang Sistem Saraf Hewan Maupun Manusia

Penyakit Rabies Disebabkan Oleh Virus


Rabies Adalah Penyakit Yang Menyerang Sistem Saraf Hewan Maupun Manusia

Apa Itu Penyakit Rabies ?


Rabies adalah penyakit zoonosis dimana manusia
terinfeksi melalui jilatan atau gigitan hewan yang terjangkit
rabies seperti anjing, kucing, kera, musang, serigala,
raccoon, kelelawar. 

Virus masuk melalui kulit yang terluka
atau melalui mukosa utuh seperti konjungtiva mata, mulut,
anus, genitalia eksterna, atau transplantasi kornea. Infeksi
melalui inhalasi virus sangat jarang ditemukan. 

Setelah
virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama 2
minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan
didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung
serabut saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan-
perubahan fungsinya.

Masa inkubasi virus rabies sangat bervariasi, mulai
dari 7 hari sampai lebih dari 1 tahun, rata-rata 1-2 bulan,
tergantung jumlah virus yang masuk, berat dan luasnya
kerusakan jaringan tempat gigitan, 

jauh dekatnya lokasi
gigitan ke sistem saraf pusat, persarafan daerah luka
E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan 62 Volume 1 Nomor 1 Mei 2014
Kunadi Tanzil, 61 - 67
gigitan dan sistem kekebalan tubuh. Pada gigitan di kepala,


muka dan leher 30 hari,gigitan di lengan, tangan, jari
tangan 40 hari, gigitan di tungkai, kaki, jari kaki 60 hari,
gigitan di badan rata-rata 45 hari. 

Asumsi lain menyatakan
bahwa masa inkubasi tidak ditentukan dari jarak saraf
yang ditempuh , melainkan tergantung dari luasnya
persarafan pada tiap bagian tubuh, contohnya gigitan pada
jari dan alat kelamin akan mempunyai masa inkubasi
yang lebih cepat.

Tingkat infeksi dari kematian paling tinggi pada
gigitan daerah wajah, menengah pada gigitan daerah
lengan dan tangan,paling rendah bila gigitan ditungkai
dan kaki.

Sesampainya di
otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar
luas dalam semua bagian neuron, terutama predileksi
terhadap sel-sel sistem limbik, hipotalamus dan batang
otak. Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron
sentral, 

virus kemudian ke arah perifer dalam serabut
saraf eferen dan pada saraf volunter maupun saraf otonom.

Dengan demikian virus menyerang hampir tiap organ dan
jaringan didalam tubuh, dan berkembang biak dalam
jaringan, seperti kelenjar ludah, ginjal, dan sebagainya.

Diagnosis
Selama periode awal infeksi rabies, temuan
laboratorium tidak spesifik. Seperti temuan ensefalitis
oleh virus lainnya, pemeriksaan cairan serebrospinal
menunjukkan pleositosis dengan limfositosis, protein
dapat sedikit meningkat, glukosa umumnya normal.

 Untuk
mendiagnosis rabies antemortem diperlukan beberapa
tes, tidak bisa dengan hanya satu tes. Tes yang dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi kasus rabies antara lain
deteksi antibodi spesifik virus rabies, isolasi virus, dan
deteksi protein virus atau RNA. 

Spesimen yang digunakan
berupa cairan serebrospinal, serum, saliva, dan biopsi
kulit. Pada pasien yang telah meninggal, digunakan sampel
jaringan otak yang masih segar. 

Diagnosis pasti postmortem
ditegakkan dengan adanya badan Negri pada jaringan
otak pasien, meskipun hasil positif kurang dari 80% kasus.
Tidak adanya badan Negri tidak menyingkirkan
kemungkinan rabies.

 Badan Negri adalah badan inklusi
sitoplasma berbentuk oval atau bulat, yang merupakan
gumpalan nukleokapsid virus. Ukuran badan Negri
bervariasi, dari 0,25 sampai 27 µm, paling sering
ditemukan di sel piramidal Ammon’s horn dan sel Purkinje

serebelum
Rabies perlu dipertimbangkan jika terdapat indikator
positif seperti adanya gejala prodromal nonspesifik
sebelum onset gejala neurologik,terdapat gejala dan tanda
neurologik ensefalitis atau mielitis seperti disfagia, 

hidrofobia, paresis dan gejala neurologi yang progresif
disertai hasil tes laboratorium negatif terhadap etiologi
ensefalitis yang lain. Bentuk paralitik rabies didiagnosis
banding dengan sindrom Guillain-Barre. 

Pada sindrom
Guillain-Barre, sistem saraf perifer yang terkena adalah
sensorik dan motorik, dengan kesadaran yang masih baik. 

Spasme tetanus dapat menyerupai gejala rabies, namun
tetanus dapat dibedakan dengan rabies dengan adanya
trismus dan tidak adanya hidrofobia.

Sekian mengenai

Rabies Adalah Penyakit Yang Menyerang Sistem Saraf Hewan Maupun Manusia

Share this

Artikel Terkait