Wednesday, 1 May 2019

Patofisiologi Terjadinya Alergi

Patofisiologi Reaksi Alergi

Patofisiologi Penyakit Alergi


Patofisiologi alergi terjadi akibat pengaruh mediator pada organ target.
Mediator tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu mediator yang sudah ada
dalam granula sel mast (performed mediator) dan mediator yang terbentuk
kemudian (newly fored mediator). 

Patofisiologi Penyakit Alergi


Menurut asalnya mediator ini dibagi dalam dua
kelompok, yaitu mediator dari sel mast atau basofil (mediator primer), dan
mediator dari sel lain akibat stimulasi oleh mediator primer (mediator sekunder)

Mekanisme alergi terjadi akibat induksi IgE yang spesifik terhadap alergen
tertentu berikatan dengan mediator alergi yaitu sel mast
Reaksi alergi dimulai
dengan cross-linking dua atau lebih IgE yang terikat pada sel mast atau basofil
dengan alergen.

 Rangsang ini meneruskan sinyal untuk mengaktifkan sistem.

Epidemiologi Alergi


Prevalensi alergi di dunia meningkat secara dramatis di negara maju dan
negara berkembang. Peningkatan alergi terutama terjadi pada anak dari
meningkatnya tren yang telah terjadi selama dua dekade terakhir. Meskipun
begitu, pelayanan untuk pasien dengan penyakit alergi jauh dari ideal.

Prevalensi
alergi telah meningkat, maka alergi harus dianggap sebagai masalah kesehatan
utama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan 300 juta
orang memiliki asma, sekitar 50% diantaranya tinggal di negara-negara
berkembang dengan akses terbatas terhadap obat esensial.

 Oleh karena itu, asma
sering tidak terkontrol di daerah-daerah. Empat ratus juta orang di seluruh dunia
memiliki rhinitis,
nukleotida siklik yang meninggikan rasio cGMP terhadap cAMP dan masuknya
ion Ca++ ke dalam sel. Peristiwa ini akan menyebabkan pelepasan mediator lain.

Sekian mengenai

Patofisiologi Penyakit Alergi
Patofisiologi Terjadinya Alergi
Patofisiologi Reaksi Alergi

Share this