Asma Bronkial Ekserbasi Akut
Apa Itu Asma Bronkial?
Masalah utama asma adalah sering tak terdiagnosis atau pengobatan tak adekuat. Pasien
mengobati sendiri, pemahaman dan pengetahuan mengenai asma yang kurang serta beberapa
mitos atau salah persepsi mengenai asma.
mengobati sendiri, pemahaman dan pengetahuan mengenai asma yang kurang serta beberapa
mitos atau salah persepsi mengenai asma.
Tak jarang dijumpai rasa sesak disangka penyakit jantung, atau batuk-batuk kronis yang
disebabkan penyakit bronkitis atau sukar tidur karena insomnia.
Keluhan batuk mengi atau sesak
saja bukan monopoli penyakit asma. Beberapa penyakit atau keadaan dapat menyerupai asma,
seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) bronkitis kronik dan emfisema; infeksi paru;
sinusitis paranasal; tuberkulosis; refluks gastroesofageal dan penyakit jantung seperti gagal
jantung. Diagnosis tepat mengarahkan pengobatan yang tepat.
saja bukan monopoli penyakit asma. Beberapa penyakit atau keadaan dapat menyerupai asma,
seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) bronkitis kronik dan emfisema; infeksi paru;
sinusitis paranasal; tuberkulosis; refluks gastroesofageal dan penyakit jantung seperti gagal
jantung. Diagnosis tepat mengarahkan pengobatan yang tepat.
Dalam praktiknya sering dijumpai pasien mengobati dirinya sendiri menggunakan obat
semprot pelega (inhaler) untuk mengatasi gejala asmanya.
Dalam jangka panjang, kondisi ini
justru akan memperburuk gejala asma dan akan makin sering mendapat serangan asma.
justru akan memperburuk gejala asma dan akan makin sering mendapat serangan asma.
Hal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan penderita obat anti inflamasi,
menghindari faktor pencetus serangan, dan mendapatkan edukasi.
Edukasi bertujuan agar
pemahaman dan pengetahuan pasien mengenai asma dan penyebabnya menjadi lebih baik.
pemahaman dan pengetahuan pasien mengenai asma dan penyebabnya menjadi lebih baik.
Pengetahuan inilah yang akan mempermudah komunikasi dengan dokter, dan memahami mitos- mitos yang berkembang di masyarakat.
Beberapa mitos yang dijumpai di masyarakat, diantaranya, obat semprot berbahaya untuk
jantung, dan hanya dipakai untuk asma yang berat. Pemakaian obat asma secara teratur akan
menyebabkan kecanduan (adiksi).
Mitos-mitos itu tidak benar.
Apakah asma bisa sembuh? Sejujurnya, tak ada obat yang dapat menyembuhkan asma.
Dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat penderita asma dapat menjalani hidup dengan
normal (pasien harus mematuhi instruksi, dan kontrol dokter. Ia pun wajib memakai obat
pengontrol secara teratur.
Jangan pergi ke dokter saat asma menyerang saja).
Mitos lainnya yang juga tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya adalah: mengobati
asma jika muncul gejala saja.
Mitos lainnya yang juga tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya adalah: mengobati
asma jika muncul gejala saja.
Asma akan hilang dengan sendirinya menjelang dewasa. Penderita
asma masih boleh merokok. Stress penyebab asma. Penderita asma tak boleh berolah raga, dan
lain-lain.
asma masih boleh merokok. Stress penyebab asma. Penderita asma tak boleh berolah raga, dan
lain-lain.
Layaknya penyakit hipertensi, atau diabetes tak dapat disembuhkan, manajemen penyakit
asma saat ini berdasarkan Kontrol Asma.
Panduan manajemen asma internasional berdasarkan
Global Initiative for Asthma (GINA) menekankan pentingnya kontrol asma.
Global Initiative for Asthma (GINA) menekankan pentingnya kontrol asma.
Sekali asma terkontrol,
kecil kemungkinan untuk mendapat serangan asma, apalagi sampai memerlukan perawatan
rumah sakit. Meskipun panduan GINA tersebut telah diedarkan secara luas, kenyataannya,
sebagian besar pasien asma belum atau bahkan tidak terkontrol.
kecil kemungkinan untuk mendapat serangan asma, apalagi sampai memerlukan perawatan
rumah sakit. Meskipun panduan GINA tersebut telah diedarkan secara luas, kenyataannya,
sebagian besar pasien asma belum atau bahkan tidak terkontrol.
Oleh karenanya peran dokter
yang mengobati asma sangat penting dalam memberikan edukasi kepada pasien. Tak hanya itu.
Dokter pun memberikan pengobatan yang profesional sehingga pasien dapat secara optimal
menikmati hidupnya.
yang mengobati asma sangat penting dalam memberikan edukasi kepada pasien. Tak hanya itu.
Dokter pun memberikan pengobatan yang profesional sehingga pasien dapat secara optimal
menikmati hidupnya.
Sekian memgenai