Patogenesis Penyakit Antraks
Patogenesis Antrax
Infeksi dimulai dengan masuknya endospora ke
dalam tubuh. Endospora dapat masuk melalui abrasi kulit,
tertelan atau terhirup udara pernapasan.
dalam tubuh. Endospora dapat masuk melalui abrasi kulit,
tertelan atau terhirup udara pernapasan.
Pada antraks
kulit dan saluran cerna, sebagian kecil spora berubah
menjadi bentuk vegetatif di jaringan subkutan dan mukosa
usus.
kulit dan saluran cerna, sebagian kecil spora berubah
menjadi bentuk vegetatif di jaringan subkutan dan mukosa
usus.
Bentuk vegetatif selanjutnya membelah,
mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya edema
dan nekrosis setempat.
Baca Juga:
Gejala Awal Penyakit Antraks
mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya edema
dan nekrosis setempat.
Baca Juga:
Gejala Awal Penyakit Antraks
Endospora yang di fagositosis makrofag, akan
berubah jadi bentuk vegetatif dan dibawa ke kelenjar
getah bening regional tempat kuman akan membelah,
memproduksi toksin, dan menimbulkan limfadenitis
hemorhagik,
Kuman selanjutnya menyebar secara hematogen
dan limfogen dan menyebabkan septikemia dan toksemia.
Dalam darah, kuman dapat mencapai sepuluh sampai
seratus juta per millimeter darah.
Sebagian kecil bisa
mencapai selaput otak menyebabkan meningitis.
mencapai selaput otak menyebabkan meningitis.
Pada
antraks pulmonal, terjadi edema paru akibat terhalangnya
aliran limfe pulmonal karena terjadinya limfadenitis
hemorhagik peribronkhial.
antraks pulmonal, terjadi edema paru akibat terhalangnya
aliran limfe pulmonal karena terjadinya limfadenitis
hemorhagik peribronkhial.
Kematian biasanya akibat
septikemia, toksemia, dan komplikasi paru dan umumnya
terjadi dalam kurun waktu satu sampai sepuluh hari pasca
paparan. Reaksi peradangan hebat terjadi terutama akibat
toksin letal.
septikemia, toksemia, dan komplikasi paru dan umumnya
terjadi dalam kurun waktu satu sampai sepuluh hari pasca
paparan. Reaksi peradangan hebat terjadi terutama akibat
toksin letal.
Toksin letal kuman menyebabkan pelepasan
oksigen antara reaktif (reactive oxygen intermediates)
dan pelepasan tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin
oksigen antara reaktif (reactive oxygen intermediates)
dan pelepasan tumor necrosis factor (TNF) dan interleukin
Untuk pemeriksaan antraks kulit, bahan diambil dari
lesi yang baru dengan usap kapas.
lesi yang baru dengan usap kapas.
Jika lesi telah menjadi
eschar, tepi lesi diangkat dan bahan diambil dari bawah
lesi. Eksisi eschar tidak diperbolehkan karena
mempermudah terjadinya antraks sistemik. Untuk antraks
intestinal, bahan yang diambil berupa feses.
eschar, tepi lesi diangkat dan bahan diambil dari bawah
lesi. Eksisi eschar tidak diperbolehkan karena
mempermudah terjadinya antraks sistemik. Untuk antraks
intestinal, bahan yang diambil berupa feses.
Jika
diperlukan, bahan dapat berupa darah. Namun untuk
bahan berupa darah, seharusnya diambil sebelum
pemberian antibiotik. Selain untuk pembiakan, darah atau
serum dipakai untuk pemeriksaan serologi.
diperlukan, bahan dapat berupa darah. Namun untuk
bahan berupa darah, seharusnya diambil sebelum
pemberian antibiotik. Selain untuk pembiakan, darah atau
serum dipakai untuk pemeriksaan serologi.
Untuk itu
diperlukan serum berpasangan yang diambil dengan
interval waktu paling sedikit 10 hari. Untuk bahan post
mortem, bahan berupa darah, cairan berdarah dari hidung,
anus atau mulut harus diambil
diperlukan serum berpasangan yang diambil dengan
interval waktu paling sedikit 10 hari. Untuk bahan post
mortem, bahan berupa darah, cairan berdarah dari hidung,
anus atau mulut harus diambil
Sekian mengenai