Thursday, 7 February 2019

Bitcoin, Fiat Dan Indonesia

Asalamualaikum wr.wb

Bitcoin ,Fiat Dan Indonesia



BITCOIN, FIAT, DAN INDONESIA

Dalam rentang waktu yang cukup singkat, Bitcoin menjadi sebuah 
pembahasan yang menarik di media informasi Indonesia. Berawal dari
meroketnya harga jual Bitcoin di akhir tahun 2013 yang mencapai 1000 Dollar
AS per 1 BTC, banyak orang Indonesia yang mulai melirik mata uang
digital terenkripsi satu ini. Mereka yang semula hanya 'diam diam' menggeluti
industri Bitcoin mulai berani buka suara tentang potensi keuntungan Bitcoin di
masa depan.
Pemerintah Indonesia pun tidak mau ketinggalan, setelah koleganya di
China melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat transaksi dalam jaringan
perbankannya, Pemerintah Indonesia yang diwakili Bank Indonesia pun mulai
angkat bicara yang senada dengan koleganya di China, yang intinya
'memperingatkan' tentang potensi bahaya Bitcoin dan juga penggunaannya
yang melanggar Undang Undang Keuangan di Indonesia.
Konsep Bitcoin sebenarnya adalah sebuah media alternatif yang
memberikan kemudahan dalam bertransaksi online. Berbeda dengan proses
transaksi keuangan yang kita kenal selama ini, Bitcoin memberikan sebuah
alternatif yang memungkin setiap orang di muka bumi untuk saling mengirim
dan menerima Bitcoin tanpa birokrasi perbankan yang membutuhkan waktu
dan juga biaya.
Konsep sebagai media alternatif pembayaran ini kemudian mulai
berubah, ketika muncul anggapan bahwa Bitcoin bisa menjadi sebuah aset
investasi. Pembelian Bitcoin dalam jumlah besar dengan cara menukarkan
sejumlah Fiat (mata uang yang diregulasi pemerintah sebuah negara) ini
kemudian menyebabkan harga beli dan jual Bitcoin semakin tinggi. Kenaikan
harga ini adalah yang wajar terjadi dalam hukum supply and demand. Bitcoin
adalah jenis mata uang digital yang menganut konsep jumlah terbatas
(scarcity), bukan mata uang digital yang bisa 'dicetak' atau diterbitkan dalam
jumlah seenaknya.
Melihat harga jual Bitcoin yang semakin tinggi tentu menarik minat
banyak orang untuk mencari informasi tentang bagaimana cara mendapatkan
Bitcoin, dan inilah yang sedang terjadi di Indonesia - sekelompok masyarakat
Indonesia dengan segala cara berusaha mendapatkan Bitcoin
Mereka yang memiliki uang lebih dan memiliki mereka 'investor' yang siap
menghadapi resiko kerugian, tidak ragu untuk mengeluarkan sejumlah Rupiah
yang cukup besar untuk mendapatkan Bitcoin dengan harapan bisa
menjualnya kembali ketika harga Bitcoin semakin tinggi dikemudian hari.
Mereka yang tidak memiliki uang lebih atau tidak ingin menghadapi
resiko kerugian, memilih untuk mendapatkan Bitcoin secara 'langsung' -
apakah itu dengan melakukan proses mining atau mendapatkannya dengan
modal seminim mungkin, bahkan kalau perlu menjadi 'pemulung digita' (duh),
mengumpulkan Bitcoin gratisan yang diberikan dalam rangka
memperkenalkan Bitcoin kepada masyarakat dunia. Setelah mereka
mendapatkan Bitcoin, lalu untuk apa? Yang paling banyak dilakukan adalah
menukarkannya ke Rupiah! Karena bagaimanapun juga, Rupiah adalah mata
uang yang masih SANGAT DIBUTUHKAN dalam kehidupan sehari hari di
Indonesia.
Apakah Bitcoin sudah siap dipergunakan sebagai media alternatif
transaksi di Indonesia untuk menggantikan Rupiah? Semisal membeli ini itu
dengan menggunakan Bitcoin daripada menggunakan Rupiah dan kemudian
hal ini akan mengancam stabilitas Rupiah. Sepertinya hal ini tidak akan pernah
terjadi.
Dalam kegiatan perekonomian di dunia, ketergantungan terhadap Fiat
masih sangat besar - bahkan dalam 'dunia Bitcoin' sendiri, tidak bisa lepas dari
Fiat! Contoh sederhana, produksi hardware untuk keperluan Bitcoin mining
misalnya - masih bergantung kepada Fiat, listrik dan akses internet yang
dibutuhkan untuk menghubungkan jaringan Bitcoin - masih dibayarkan dengan
menggunakan Fiat.
Mau atau tidak, suka atau tidak 'Bitcoin dan Fiat saling
membutuhkan' ..Bitcoin tidak bisa berdiri sendiri, kemudian menjadi mata uang
tunggal dalam perekonomian dunia karena masih harus disandingkan dengan
Fiat dan diperdagangkan dalam pair mata uang seperti yang terjadi di dalam
perdagangan mata uang asing (valas).
Ancaman bahwa Bitcoin akan mengganggu stabilitas keuangan sebuah
nengara sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan, malah sebaliknya Bitcoin bisa
digunakan sebagai potensi pemasukan bagi perekonomian sebuah negara -
pemasukan pajak dan lain lain.Yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah
memberikan edukasi kepada masyarakat dan Satu hal yang paling penting
adalah meregulasi secara ketat 'exchange maker' yang melayani jual beli
Bitcoin (dan alternative crypto currency lainnya), memperlakukan mereka
sama halnya institusi keuangan yang harus taat dan diatur dalam hukum dan
undang undang yang berlaku di Indonesia, karena dari pengamatan selama ini,
siapa pun bisa 'membuka' usaha exchange makernya sendiri, selama memiliki
stock Bitcoin dan Rupiah - lalu bisa melayani jual beli Bitcoin. Tanpa
pengawasan dan perijinan yang ketat terhadap jenis usaha exchange maker
ini.Kasus kasus tindak pidana penipuan dan juga money laundry sangat besar
kemungkinannya untuk terjadi.
Bank Indonesia Masih Mengkaji Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran
Penggunaan Bitcoin yang telah marak dipakai sebagai alat pembayaran
di luar negeri juga menjadi perhatian Bank Indonesia (BI). Bank sentral yang
dipimpin Agus Martowardojo ini sedang mengkaji seberapa efektif
penggunaan Bitcoin di Indonesia terutama terhadap peredaran mata uang
rupiah. BI menilai segala bentuk alat pembayaran baik itu fisik maupun bersifat
e-money harus melalui seizin BI.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah mengatakan,
belum ada permintaan dari pihak manapun untuk menggunakan Bitcoin
sebagai alat pembayaran.
"Prinsipnya, jika uang itu kan harus ada cadangan jaminannya dan juga
harus ada dasar hukumnya untuk melindungi nasabah. Bitcoin sifatnya
universal, tidak seperti uang yang secara hukum diatur peredarannya oleh
wilayah tertentu, jadi jika terjadi sesuatu harus jelas pertanggung jawabannya
dan tentu harus ada pengawas. BI pun baru menemukan dua merchant di luar
Jawa yang sudah menawarkan penggunaan Bitcoin. Akan tetapi, BI belum
mengetahui nilai transaksi Bitcoin di Indonesia.
Oscar mengatakan, memang hingga kini belum ada aturan yang
mengatur soal Bitcoin baik di Indonesia dan dunia. Ia pun menyambut baik
apabila ada regulasi soal Bitcoin. Dengan adanya regulasi dapat membuat
orang terutama komunitas Bitcoin lebih tenang dalam melakukan trading dan
investasi. Dengan aturan itu juga dapat mendukung pasar Bitcoin dapat
menjadi lebih besar di Indonesia.
# Bukan Judi, Tetapi Seperti Beli Emas
Oscar menolak anggapan, transaksi Bitcoin adalah judi. Bitcoin dinilai
seperti membeli emas. Ketika memiliki dana sekitar Rp 2 juta-Rp 10 juta,
seseorang dapat membeli barang dengan file Bitcoin. "Kalau emas dapat dijual
kembali kalau judi beli nomor maka tidak mungkin dijual lagi," kata Oscar.
Biasanya orang Indonesia yang tertarik dengan Bitcoin ini adalah perorangan.
Biasanya mereka mencoba beli Bitcoin dalam skala Rp 10 juta-Rp 50 juta. Kalau
di Amerika Serikat, perusahaan investasi juga dapat masuk ke Bitcoin.
"Kalau di Indonesia belum sampai ke sana, ada waktunya nanti perusahaan
investasi akan masuk ke dalam Bitcoin," kata Oscar.
Oscar mengatakan, biasanya orang masuk ke Bitcoin seperti orang-
orang teknologi informasi dan investor yang berani untuk menggunakan
Bitcoin.
Sementara itu, bagi seseorang yang dapat bertransaksi dengan Bitcoin, Oscar
mengatakan, pihaknya menerima transaksi minimal Rp 50 ribu.
Sekian informasi tentang Bitcoin, Fiat Dan Indonesia yang dapat kami sampaikan , semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita seputar Dunia Bitcoin.
Wasalam.

Share this