Friday, 22 February 2019

Bioteknologi Konvensional Dalam Bidang Makanan

Asalamualaikum wr.wb



Apa saja Bioteknologi Konvensional Dalam Bidang Makanan itu ? mari kita simak di bawah ini
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara
langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui
proses fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan
diproduksi tidak jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi merupakan kegiatan
mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Seiring dengan
perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas menjadi semua proses yang melibatkan
mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau
sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan.
Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain : yoghurt , keju , tempe, roti, kecap, ,cuka, dan sebagainya.

a. Yogurt
Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan bakteri
Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini akan mengubah laktosa
pada susu menjadi asam laktat. Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein
pada susu yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan terasa asam dan
kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan.

b. Keju
Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat pada
susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan
bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini akan
menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu akan menggumpal dan membagi susu
menjadi cair dan padatan (dadih).
Selanjutnya enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu menjadi asam dan
protein yang ada pada dadih. Dadih inilah yang akan diproses lebih lanjut melalui proses
pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan
keju.

c. Roti
Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu oleh yeast atau
khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang ditambah pada adonan tepung dan akan
menimbulkan proses fermentasi. Proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan
alkohol. Gas karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan alkohol akan
berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi rasa pada roti. Adonan akan tampak
lebih mengembang dan membesar pada saat adonan dimasukkan ke oven, karena gas akan
mengembang pada suhu tinggi.

d. Kecap
Kecap merupakan salah satu produk hasil bioteknologi yang terbuat dari kacang kedelai.
Pada tahap awal kedelai akan difermentasi dengan menggunakan jamur Aspergillus wentii.
Tahap selanjutnya kedelai yang sudah difermentasikan akan dikeringkan dan direndam di
dalam larutan garam. Pembuatan kecap dilakukan melalui proses perendaman kedelai
dengan larutan garam, sehingga pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Jamur
Aspergillus wentii akan merombak protein menjadi asam-asam amino, komponen rasa, asam,
dan aroma khas.

e. Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering dikonsumsi menjadi salah
satu makanan favorit. Pada dasarnya proses produksi tempe ini menggunakan teknik
fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan
Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, jamur akan menghasilkan
benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-benang itu mengakibatkan biji-bijian
kedelai saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan
jamur, jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat menguraikan protein
kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh
kita.

f. Cuka
Bahan dasar pada proses pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan oleh fermentasi
anaerob oleh ragi. Oleh bakteri asam asetat, seperti Acetobacter dan Gluconobacter, etanol
akan dioksidasi menjadi asam asetat.

Sekian informasi tentang Bioteknologi Konvensional Dalam Bidang Makanan  yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat dan dapat menambah 
wawasan kita.

Wasalam.

Share this

Artikel Terkait