Epidemiologi Leptospirosis
Epidemiologi Penyakit Leptospirosis
Penularan leptospirosis disebabkan
oleh bakteri Leptospira yang tersebar
diseluruh dunia dan ditransmisikan baik
secara langsung ataupun tidak langsung
dari binatang ke manusia (zoonosis).
Transmisi dari manusia ke manusia dapat
terjadi, namun sangat jarang.
oleh bakteri Leptospira yang tersebar
diseluruh dunia dan ditransmisikan baik
secara langsung ataupun tidak langsung
dari binatang ke manusia (zoonosis).
Transmisi dari manusia ke manusia dapat
terjadi, namun sangat jarang.
Transmisi
leptospira ke manusia terjadi karena kontak
dengan urin, darah, atau organ dari
binatang terinfeksi; serta kontak dengan
lingkungan (tanah, air) yang terkontaminasi
leptospira
Leptospira dapat hidup beberapa waktu
dalam air dan alam terbuka.
Iklim yang
sesuai untuk perkembangan leptospira ialah
udara hangat (25oC), tanah basah/ lembab,
dan pH tanah 6,2-8. Leptospira dapat
bertahan hidup di tanah yang sesuai sampai
43 hari dan di dalam air dapat hidup
berminggu-minggu lamanya.
sesuai untuk perkembangan leptospira ialah
udara hangat (25oC), tanah basah/ lembab,
dan pH tanah 6,2-8. Leptospira dapat
bertahan hidup di tanah yang sesuai sampai
43 hari dan di dalam air dapat hidup
berminggu-minggu lamanya.
Hal ini dapat
dijumpai sepanjang tahun di negara tropis
sehingga kejadian leptospirosis lebih
banyak 1000 kali dibandingkan negara sub-
tropis, dengan risiko penyakit yang lebih
berat. Insiden leptospirosis di negara tropis
saat musim hujan sebanyak 5-20/100.000
penduduk per tahun.
dijumpai sepanjang tahun di negara tropis
sehingga kejadian leptospirosis lebih
banyak 1000 kali dibandingkan negara sub-
tropis, dengan risiko penyakit yang lebih
berat. Insiden leptospirosis di negara tropis
saat musim hujan sebanyak 5-20/100.000
penduduk per tahun.
Epidemiologi Leptospirosis di Indonesia
Selama wabah dan
dalam kelompok risiko tinggi paparan,
insiden penyakit dapat mencapai lebih dari
100 per 100.000 penduduk
dalam kelompok risiko tinggi paparan,
insiden penyakit dapat mencapai lebih dari
100 per 100.000 penduduk
Di Indonesia, leptospirosis tersebar di
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), Lampung,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Riau, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan
Barat
Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), Lampung,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera
Selatan, Riau, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Timur, dan Kalimantan
Barat
Jumlah pasien laki-laki dengan
leptospirosis lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Hal ini mungkin mencermin-
kan paparan dalam kegiatan yang
didominasi laki-laki.
leptospirosis lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Hal ini mungkin mencermin-
kan paparan dalam kegiatan yang
didominasi laki-laki.
Untuk alasan yang
sama, laki-laki remaja dan setengah baya
memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding-
kan anak laki-laki dan orang usia lanjut.
sama, laki-laki remaja dan setengah baya
memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding-
kan anak laki-laki dan orang usia lanjut.
Sekian mengenai